Ganbatte...!!!

semangat adalah tujuh huruf ajaib yang akan mengubah hidup. karena terdapat motivasi yang akan menjadi a reason for DO SOMETHING

Jerawat

Written by keisya azka sitta on 02.37

Seperti bisa pagi ini aku harus menunaikan kebawajibanku, kuliah. Sinar mentari yang mengendap-endap dari balik jendela mengambil alih fungsi kompor meleduk milik emakku. Ya, sang mentari menghangatkan tubuhku, memacu aliran darah berinvasi ke sumua organ dan urat syaraf tubuhku. Ditambah dinginnya air sumur yang tertumpah embun membasuh tubuhku yang mulus. Aku semakin semangat pagi ini, memberi senyum lesung pipitku buat semua sahabatku di kampus. Dan enggak lupa ngasih cengiran kudaku buat bapak dosen karena aku belum selesai ngerjain tugas dari dia.

Keluar dari kamar mandi, ada yang bikin enggak nyaman di hidungku. Sedikit perih terasa, sambil meraba-raba hidung, aku berggegas dengan selembar handukku, berlari masuk kamar. Kali ini perhatianku langsung tertuju pada cermin yang besar di lemari pakaianku.

“Ohh, tuhan!” mataku terbelalak melihat wajahku sendiri di cermin. “Tidak!!!” jeritku menyusul.

Ada yang mengganggu penampilanku pagi ini, sebuah jerawat yang merah merona di ujung hidungku yang mancung. Kepalaku hanya bisa-menggeleng pasrah, “aku tak kan bisa berpenampilan maksimal hari ini”

Semangatku yang membara kaya api di kompor emak, sekarang berubah kaya jadi es batu yang mencair. Sepeluh menit aku hanya membisu di depan kaca dengan trus bertanya-tanya, “Kenapa nih jerawat cepet banget merahnya?, Kenapa juga mesti di ujung hidung? Kan jadi kaya jambu air! Kuliah apa enggak ya hari ini?”

Wajah yang masih saja kutekuk, tentu tidak membuat si jerawat mau kabur dari hidungku. Mungkin dia semakin senang bisa ngontrak di hidung mirip Anjelina Jolie. Tapi aku janji, dia enggak akan lama bercokol di hidungku, aku tak kan rela.

***

“Halo cantik! Apa an tuh?” teriak teman sekelasku seraya menunjuk ke arah hidungku.

Berkat dia, pasang mata teman satu kelasku memandang ke arahku. Melihat mereka yang terdiam, aku kira mereka mengerti kalo orang cantik, bisa aja kan sekali-kali jadi jelek.

Ternyata perkiraan ku meleset, seperti panduan suara yang di komandoi. Mereka tertawa serentak setelah tiga menit memandangku. Apa mau dikata, aku harus tetap kuliah hari ini, karena cuma hari ini kesempatan untuk mengembalikan tugas si dosen killer itu.

Aku tak pedulikan mereka yang belum berhenti tertawa. Sampai di bangku, tanganku sibuk nyari tugas si bapak.

***

“Beteee!!!” teriaku melihat wajahku yang enggak semanis biasanya. Di kamarmandi khusus perempuan itu, aku trus berpikir kenapa aku bisa berjerawat. Padahal perawatan wajahku selama ini sudah terbilang maksimal. Yang semakin betenya, hari ini pembersih wajahku hari ini habis, dan aku belum sempet beli. Niat nya ingin nge-fresh wajah, biar enggak bete. Ehh, malah habis lagi…

Aku yang sibuk maksa ngeluarin isi pembersihku, yang sebenarnya sudah kering. Semakin menambah penderitaanku hari ini. Tapi, tiba-tiba aku terheyak…

Entah dari mana cewek berkerung lebar itu datang, yang kutau dia sudah ada di sampingku sedang mendandani wajahnya yang basah dan kerudungnya yang miring. Kini perhatianku beralih padanya. Alasannya bukan hanya karena aku tak kenal dia anak jurusan dan smester berapa. Tetapi juga, ada yang aneh, dari cermin besar itu kucoba memastikan apa yang mengganggu di wajahnya.

“Astagfirullah, dia…!” tandasku dalam hati.

Aku semakin ingin memperhatikannya. Menurutku dia begitu, “aneh!” bukan karena bibirnya yang sumbing, namun mengapa dia begitu tenang mendandani wajahnya di depan cermin. “Apa dia enggak risih? Apa dia enggak bete? Apa dia enggak kesel dan marah?”

Ingin rasanya bertanya, namun aku ragu. Kuhempaskan keinginan itu, seraya tertunduk aku membenahi alat make-up yang berantakan.

“Assalamu’alaikun ya ukhti!” sapa perempuan sumbing itu

“Wa..wa’alaiukum salam” jawabku ragu.

“Maaf sebelumnya, sedari tadi ane perhatikan antum sibuk di depan cermin, pasti karena jerawat itu ya?” pertanyaan itu keluar dari mulutnya yang…

Aku yang merasa dicampuri urusannya, dengan ketus kujawab dia, “Ya, memang kenapa? Salah?”

“Ya ukhti, ya saudariku yang berparas cantik, sekarang waktu salat dzuhur telah tiba, lebih baik ukhti mengambil air wudhu. Insyaallah kecantikan ukhti akan tetap terjaga bersama air suci berbasuh doa” dengan kata-katanya yang teduh berbalut senyum yang indah, perempuan yang tak kukenal itu meninggalkanku sendiri di kamar mandi.

Aku memang sering mengakui aku adalah perempuan berparas cantik, mungkin tercantik di kampusku, hingga buatku penampilan adalah nomor satu. Namun baru kusadari, anugerah Tuhan yang semestinya kusyukuri ini, justru membuatku tidak peka terhadap lingkungan sekitarku. Hanya karena satu jerawat, aku seperti kebakaran jenggot, dan rasanya mau kiamat. Tapi, perempuan itu, bisa begitu tenang dengan apa yang ada dalam dirinya. Sepertinya dia manusia yang lebihpandai bersyukur.

Tak lama, kakiku kini tertuju ke pancuran terdekat, aku basuh tubuhku dengan air wudhu. Walaupun hari ini aku sedang libur solat, datang bulan. Tapi setidaknya air wudhu akan menggantikan pembersih wajahku yang habis.

Keluar dari kamar mandi, aku merasa lebih baik dari sebelumnya. Namun, aku masih teringat lagi dengan pembersih wajahku yang habis. Kurogoh dompetku di tas, ternyata aku tak bawa uang lebih, hanya cukup buat makan siang dan ongkos pulang ke rumah.

Sempat tergoda, untuk mengorbankan jatah makan siangku demi sebotol pembersih wajah. Tapi, kali ini tidak jadi. “Tadi dikamar mandikan sudah pake air wudhu”, hatiku membela diri. Lebih baik buat makan siang, hari ini kuliahku padat sampai sore. Daripada mikiran wajahku yang terlanjur jerawatan, lebih baik mengisi perutku yang keroncongan.

Terimakasih, ya saudariku berkerudung lebar, sudah memberikan pelajaran berharga yang tak pernah aku dapatkan saat mendengar dosen killerku berceramah.

By: Yuwy Manisa

Related Posts by Categories



Widget by Hoctro | Jack Book
  1. 0 komentar: Responses to “ Jerawat ”

Nih harga blog Aq..

Photobucket

Best Friends

© Darjat N © Fetty FN © A.Malik © Endang S © Eva S © Hanna © Juwanda © M. Tohir © Sandi © Wasi'ul Ulum © NeRO714 ©

Want to subscribe?

Subscribe in a reader.

Find Me..

Dengerin Nich!!